Tunanetra

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
 Tunanetra

a.       Pengertian
Menurut Atmaja 2018 anak tunanetra adalah individu yang indra penglihatannya(kedua-duanya) tidak berfungsi sebagai saluran penerima informasi dalam kegiatan sehari hari seperti orang awas.Anak dengan gangguan penglihatan ini dapat diketahui dalam kondisi seperti berikut ini.
1.      Ketajaman penglihatanya kurang dari ketajaman yang dimiliki orang awas.
2.      Terjadi kekeruhan pada lensa mata atau terdapat cairan tertentu.
3.      Posisi mata sulit dikendalikan oleh safat otak.
4.      Terjadinya kerusakan susunan saraf otak yang berhubungan dengan penglihatan.
b.      Klasifikasi anak tunanetra
1.      Menurut Lowenfeld (1955),klasifikasi anak tunanetra yang didasarkan pada waktu terjadinya ketunanetraan,adalah sebagai berikut.
a.       Tunanetra sebelum dan sejak lahir,yakni mereka yang sama sekali tidak memiliki pengalaman penglihatan.
b.      Tunanetra setelah lahir atau pada usia kecil,mereka telah memiliki kesan-kesan serta pengalaman visual,tetapi belum kuat dan mudah terlupakan.
c.       Tunanetra pada usia sekolah atau pada masa remaja,mereka telah memiliki kesan-kesan visual dan meninggalakan pengaruh yang mendalam terhadap proses perkembangan pribadi.
d.      Tunanetra pada usia dewasa,pada umumnya mereka yang dengan segala kesadaran mampu melakukan latihan-latihan penyesuaian diri.
e.       Tunanetra dalam usia lanjut,sebagian besar sudah sulit mengikuti latihan-latihan penyesuaian diri.
f.        Tunanetra akibat bawaan (partial sight bawaan)
2.      Klasifikasi anak tunanetra berdasarkan kemampuan daya penglihatan,adalah sebagai berikut.
a.       Tunanetra ringan (defective vision/low vision) yakni mereka yang memiliki hambatan dalam penglihatan,tetapi mereka masih dapat mengikuti program-program Pendidikan dan mampu melakuakan pekerjaan/kegiatan yang menggunakan fungsi penglihatan.
b.      Tunanetra setengah berat(partially/sighted) yakni mereka yang kehilangan sebagian daya penglihatan,hanya dengan menggunakan kaca pembesar mampu mengikuti Pendidikan biasa atau mampu membaca tulisan yang bercetak tebal.
c.       Tunanetra berat (totally blind) yakni mereka yang sama sekali tidak dapat melihat.
3.      Menurut WHO,klasifikasi didasarkan pada pemeriksaan klinis,adalah sebagai berikut.
a.       Tunanetra yang memiliki ketajaman penglihatan kurang dari 20/200 dan atau memilikibidang penglihatan kurang dari 20 derajat.
b.      Tunanetra yang masih memiliki ketajaman penglihatan antara 20/70 sampai dengan 20/200 yang dapat lebih baik melalui perbaikan.
4.      Menurut Hathaway,klasifikasi didasarkan dari segi Pendidikan,adalah sebagai berikut.
a.       Anak yang memiliki ketajaman penglihatan 20/70 atau kurang setelah memperoleh pelayanan medis.
b.      Anak yang mempunyai penyimpangan penglihatan dari yang normal dan menurut ahli mata dapat bermanfaat dengan menyediakan atau memberikan fasilitas Pendidikan yang khusus.
5.      Menurut Howard dan Orlansky,klasifikasi didasarkan pada kelainan kelainan yang terjadi pada mata.kelainan tersebut disebabkanoleh adanya kesalahan pembiasan pada mata .Hal ini terjadi bila cahaya tidak terfokus sehingga tidak jatuh pada retina  .Peristiwa ini dapat diperbaiki dengan memberikan lensa atau lensa kontak.Kelainan-kelainan itu,antara lain sebagai berikut.
a.       Myopia adalah penglihatan jarak dekat,bayangan tidak terfokus dan jatuh dibelakang retina.Penglihatan akan menjadi jelas kalau objek didekatkan.Untuk membantu proses penglihatan pada penderita myopia digunakan kacamata koreksi dengan lensa negative.
b.      Hyperopia adalah penglihatan jarak jauh,bayangan tidak terfokus dan jatuh didepan retina.Penglihatan akan menjadi jelas jika objek dijauhkan.Untuk membantu proses penglihatan pada penderita hyperopia digunakan kacamata koreksi dengan lensa positif.
c.       Astigmatisma adalah penyimpangan atau penglihatan kabur yang disebabkan oleh ketidakberesan pada kornea mata atau pada permukaan lain pada bola mata sehingga bayangan benda baik jarak dekat maupun jarak jauh tidak terfokus jatuh pada retina .Untuk membantu proses penglihatan pada penderita astigmatisma digunakan kacamata koreksi dengan lensa silindris.  
c.       Karakteristik anak tuanetra
1.      Rasa curiga terhadap oranglain.
Tidak berfungsinya indra penglihatan berpengaruh terhadap penerimaan informasi visual saat berkomunikasi dan berinteraksi.Hal ini memengaruhi saat teman bicaranya berbicara dengan orang lain secara berbisik-bisik atau kurang jelas sehingga dapat mengakibatkan hilangnya rasa aman dan cepat curiga terhadap orang lain.
2.      Perasaan mudah tersinggung.
Perasaan mudah tersinggung juga dipengaruhi oleh keterbatasan yang ia peroleh melalui pendengaran.Perasaan mudah tersinggung juga perlu diatasi dengan memperkenalkan anak tunanetra dengan lingkungan sekitar.Hal ini untuk memberikan pemahaman bahwa setiap orang memiliki karakteristik dalam bersikap,bertutur kata dan cara berteman.
3.      Verbalisme
Anak tunanetra yang mengalami keterbatasan dalam pengalaman dan pengetahuan konsep abtrak akan memiliki verbalisme sehingga pemahaman anak tunanetra hanya berdasarkan kata-kata saja.
4.      Perasaan rendah diri
Keterbatasan yang dimiliki anak tunanetra berimplikasi pada konsep dirinya.Implikasi keterbatasan penglihatan,yaitu perasann rendah diri untuk bergaul dan berkompetisi dengan orang lain.
5.      Adatan
Adatan merupakan upaya rangsangan bagi anak tunanetra melalui indra nonvisual.Adatan dilakukan oleh anak tunanetra sebagai pengganti apabila dalam suatu kondisi anak yang tidak memiliki rangsangan baginya.
6.      Suka Berfantasi
Implikasi dari keterbatasan penglihatan pada anak tunanetra,suka berfantasi.Hal ini bila dibandingkan dengan anak awas dapat melakukan kegiatan memandang,sekadar melihat-lihat dan mecari infromasi.
7.      Berfikir kritis
Keterbatasan informasi visual dapat memotivasi anak tunanetra dalam berfikir kritis terhadap suatu permasalahan.Anak tunanetra akan memecahkan permasalahan secara focus dan kritis berdasarkan informasi yang ia peroleh sebelumnya serta terhindar dari pengaruh visual.
8.      Pemberani
Pada anak tunanetra yang telah memiliki konsep diri yang baik,makai  memiliki sikap berani dalam meningkatkan pengetahuan,kemampuan,keterampilan,dan pengalamannya.

d.      Etiologi Anak Tunanetra
Mengetahui sebab-sebab terjadinya ketunanetraan dalam dunia pendidikanluar biasa merupakan amat penting karena informasi -informasi tersebut sangat berguna dan membantu dalam melaksanakan proses pengajaran pada tunanetra.Dapat disebabkan oleh factor internal dan factor eksternal.Hal yang termasuk factor internal yaitu factor keturunan atau genetic dan factor yang erat hubungannya selama masih bayi masih dalam kandungan.Faktor eksternal adalah factor ketika lahir atau factor setelah lahir,misalnya kecelakaan,terkena penyakit syphilis yang mengenai matanya,kelahiran yang lama,kelahiran yang  yang dibantu alat yang mengenai safar,kurang gizi atau vitamin,terkena racun,virus trachoma,panas badan terlalu tinggi,peradangan mata karena penyakit,bakteri atau virus.Ada beberapa etiologic dari ana berkebutuhan khusus :
1.      Prenatal
Factor penyebab ketunanetraan pada masa prenatal sangat berhubungan dengan masalah keturunan dan pertumbuhan anak dalam kandungan.
a.       Keturunan
Ketunanetraan yang disebabkan oleh factor keturunan terjadi dari hasil perkawinan bersaudara,sesame tunanetra atau orang tua yang tunanetra.
b.      Pertumbuhan anak dalam kandungan .
Gangguan waktu ibu hami,penyakit menahun seperti TBC sehingga merusak sel,infeksi atau luka yang dialami ibu hamil akibat terkena cairan rubella,infeksi karena kotor ,toxoplasmosis,trachoma,dan tumor,kurangnya vitamin.
2.      Postnatal
Ketunanetraan yang terjadi pada masa postnatal dapat terjadi sejak atau setelah bayi lahir.
a.       Kerusakan pada mata atau saraf mata pada waktu persalinan akibat terbentur benda keras
b.      Pada waktu persalinan,ibu mengalami penyakit gonorhoe.
c.       Mengalami penyakit mata yang menyebabkan ketunanetraan seperti xeropthalmia,trachoma,katarak,glaucoma,diabetic retinopathy,macular degeneration,retinopathy of prematurity,kerusakan mata yang terjadi karena kecelakaan,cairan kimia.

Artikel Lainnya:

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :